Selasa, 19 April 2016

File Service Terdistribusi




Pengertian File Service Terdistribusi

File Sistem Terdistribusi ( Distributed File System , disingkat) adalah file sistem yang mendukung sharing files dan resources dalam bentuk penyimpanan persistent di sebuah network. File server pertama kali didevelop pada tahun 1970 dan Sun NFS (Network File System) menjadi DFS pertama yang banyak digunakan setelah awal pemunculannya di tahun 1985. DFS yang terkenal selain NFS adalah AFS (Andrew File System) dan CIFS (Common Internet File System).
Sebuah file server menyediakan file service ke client. Dari sisi client terdapat interface untuk file service dalam hal operasi primitif file, seperti membuat file (create), menghapus (delete) dan read / write file. Komponen perangkat keras utama yang mana file server mengontrolnya adalah sebuah local storage (umumnya disk drive / HDD). Ditempat itulah file-file tersimpan dan dari tempat tersebut request client meretrive file. Pada DFS client, server dan juga perangkat penyimpanan merupakan mesin terpisah dalam sebuah lingkungan terdistribusi (Intranet).



Layanan File Terdistribusi
1.       Layanan Dasar
·         Tempat penyimpanan tetap untuk data dan program
·         Operasi terhadap file (create, open, read,…)
·         Multiple remote clients (dalam intranet)
·         File sharing
·         Menggunakan semantic one-copy update umum, melalui RPC

2.       Perkembangan baru
·         Persistent object stores (storage of objects)

3.       Persistent Java, Corba, …
·         Replikasi, caching keseluruhan file
·         Multimedia terdistribusi (contoh: file server Tiger video)



Keperluan sistem file terdistribusi

     a.       Transpansi
File service biasanya merupakan service yang harus di‐load paling berat dalam sebuah
intranet, sehingga fungsionalitas dan performance‐nya sangat penting.
·         Transparansi akses
·         Transparansi lokasi
·         Transparansi mobilitas
·         Transparansi performance
·         Transparansi pengukuran

     b .      Update file konkuren
Perubahan pada sebuah file oleh seorang klien seharusnya tidak menganggu operasi dari
klien lain yang pada saat bersamaan mengakses atau mengubah file yang sama.
     c.       Replikasi file
Beberapa file service mendukung penuh replikasi, tetapi kebanyakan mendukung
caching file atau portion file secara lokal, bentuk replikasi yang terbatas.
    d.      Ke‐heterogen‐an sistem operasi dan hardware
Antarmuka service sebaiknya didefinisikan sehingga software klien dan server dapat
diimplementasikan untuk sistem operasi dan komputer yang berbeda.
    e.      Toleransi kesalahan
Server bisa menjadi stateless, sehingga dapat di‐restart dan service di‐restore kembali
setelah mengalami failure tanpa perlu me‐recover state sebelumnya.
    f.        Konsistensi
Ketika file‐file direplikasi atau di‐cache pada site yang berbeda, ada delay yang tak bisa
dihindari pada propagasi modifikasi dari satu site ke set lain yang membawa copy, dan
ini bisa menghasilkan beberapa deviasi dari one‐copy semantic.
    g.       Keamanan
Secara virtual, semua sistem file menyediakan mekanisme kontrol akses berdasarkan
kegunaan dari daftar kontrol akses.
    h.      Efisiensi
File service terdistribusi sebaiknya menawarkan fasilitas yang paling tidak, sama
bagusnya dengan yang ditemukan pada sistem file konvensional, dan sebaiknya
mendapat level performance yang dapat diperhitungkan.



Opsi Perancangan Layanan File

1.       Stateful
·         server menyimpan informasi tentang file yang open, posisi sekarang(current position) dan file locks
·         open (dibuka) sebelum access dan kemudian ditutup
·         performa yang lebih baik – pesan yang lebih pendek, dimungkinkanuntuk read-ahead
·         server failure
·         kehilangan state
·         client failure - tables fill up
·         menyediakan file locks
2.       Stateless
·         server tidak menyimpan state informasi
·       file operations idempotent, harus mengandung semua yangdiperlukan (longer message)
·         perancangan file server yang lebih simpel
·         dapat dengan mudah di-recovery apabila client ataupun server crash
·         locking membutuhkan extra lock server untuk mempertahankan

File Service Architecture
Pembagian tanggung jawab antar modul didefinisikan sebagai berikut ini :
a.       Layanan file flat
Layanan file flat berkonsentrasi pada pengimplementasian operasi dari konten suatu
file.
b.      Layanan direktori
Layanan direktori menyediakan pemetaan antara nama teks untuk file dan UFID‐nya.
c.       Modul klien
Modul klien berjalan pada tiap komputer klien, mengintegrasi dan meng‐extend operasi
dari layanan file flat dan layanan direktori dibawah antarmuka pemrograman aplikasi
tunggal yang bisa digunakan oleh program tingkat pengguna di komputer klien.
d.      Antarmuka layanan file flat
Merupakan antarmuka RPC yang digunakan oleh modul klien. Tidak digunakan secara
langsung oleh program tingkat pengguna.




Sumber :

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Affiliate Network Reviews