Nama : Hermawan Mukti
NPM : 53412438
Kelas : 4IA12
A.
Pendahuluan
Cloud computing
mungkin masih samar terdengar bagi orang awam. Tetapi keberadaan cloud computing di era digital kini sebenarnya
telah terasa di tengah masyarakat dalam kehidupan sehari hari seperti
penggunaan email dan juga media sosial.
Secara umum,
definisi cloud computing (komputasi awan) merupakan gabungan pemanfaatan
teknologi komputer (komputasi) dalam suatu jaringan dengan pengembangan
berbasis internet (awan) yang mempunyai fungsi untuk menjalankan program atau
aplikasi melalui komputer – komputer yang terkoneksi pada waktu yang sama,
tetapi tak semua yang terkonekasi melalui internet menggunakan cloud computing.
Teknologi komputer berbasis sistem Cloud ini merupakan sebuah teknologi yang
menjadikan internet sebagai pusat server untuk mengelola data dan juga aplikasi
pengguna. Teknologi ini mengizinkan para pengguna untuk menjalankan program
tanpa instalasi dan mengizinkan pengguna untuk mengakses data pribadi mereka
melalui komputer dengan akses
internet.
Manfaat
Cloud Computing Serta Penerapan Dalam Kehidupan Sehari – hari
Setelah
penjabaran definisi singkat diatas tentu penggunaan teknologi dengan sistem
cloud cukup memudahkan pengguna selain dalam hal efisiensi data, juga
penghematan biaya. Berikut manfaat manfaat yang dapat dipetik lewat teknologi
berbasis sistem cloud.
Salah satu
keunggulan teknologi cloud adalah memungkinkan pengguna untuk menyimpan data
secara terpusat di satu server berdasarkan layanan yang disediakan oleh
penyedia layanan Cloud Computing itu sendiri. Selain itu, pengguna juga tak
perlu repot repot lagi menyediakan infrastruktur seperti data center, media
penyimpanan/storage dll karena semua telah tersedia secara virtual.
2.
Keamanan Data
Keamanan
data pengguna dapat disimpan dengan aman lewat server yang disediakan oleh
penyedia layanan Cloud Computing seperti jaminan platform teknologi, jaminan
ISO, data pribadi, dll.
3.
Fleksibilitas dan Skalabilitas yang Tinggi
Teknologi
Cloud menawarkan fleksibilitas dengan kemudahan data akses, kapan dan dimanapun
kita berada dengan catatan bahwa pengguna (user) terkoneksi dengan internet.
Selain itu, pengguna dapat dengan mudah meningkatkan atau mengurangi kapasitas
penyimpanan data tanpa perlu membeli peralatan tambahan seperti hardisk. Bahkan
salah satu praktisi IT kenamaan dunia, mendiang Steve Jobs mengatakan bahwa
membeli memori fisik untuk menyimpan data seperti hardisk merupakan hal yang
percuma jika kita dapat menyimpan nya secara virtual/melalui internet.
4.
Investasi Jangka Panjang
Penghematan
biaya akan pembelian inventaris seperti infrastruktur, hardisk, dll akan
berkurang dikarenakan pengguna akan dikenakan biaya kompensasi rutin per bulan
sesuai dengan paket layanan yang telah disepakati dengan penyedia layanan Cloud
Computing. Biaya royalti atas lisensi software juga bisa dikurangi karena semua
telah dijalankan lewat komputasi berbasis Cloud.
Penerapan
Cloud Computing telah dilakukan oleh beberapa perusahaan IT ternama dunia
seperti Google lewat aplikasi Google Drive, IBM lewat Blue Cord Initiative,
Microsoft melalui sistem operasi nya yang berbasis Cloud Computing, Windows
Azure dsb. Di kancah nasional sendiri penerapan teknologi Cloud juga dapat
dilihat melalui penggunaan Point of Sale/program kasir.
Salah satu
perusahaan yang mengembangkan produknya berbasis dengan sistem Cloud adalah
DealPOS. Metode kerja Point of Sale (POS) ini adalah dengan mendistribusikan
data penjualan toko retail yang telah diinput oleh kasir ke pemilik toko retail
melalui internet dimanapun pemilik toko berada. Selain itu, perusahaan
telekomunikasi ternama nasional, Telkom juga turut mengembangkan sistem
komputasi berbasis Cloud ini melalui Telkom Cloud dengan program Telkom VPS dan
Telkom Collaboration yang diarahkan untuk pelanggan UKM (Usaha Kecil-Menengah).
Cara Kerja
Sistem Cloud Computing
Sistem Cloud
bekerja menggunakan internet sebagai server dalam mengolah data. Sistem ini
memungkinkan pengguna untuk login ke internet yang tersambung ke program untuk
menjalankan aplikasi yang dibutuhkan tanpa melakukan instalasi. Infrastruktur
seperti media penyimpanan data dan juga instruksi/perintah dari pengguna
disimpan secara virtual melalui jaringan internet kemudian perintah – perintah
tersebut dilanjutkan ke server aplikasi. Setelah perintah diterima di server
aplikasi kemudian data diproses dan pada proses final pengguna akan disajikan
dengan halaman yang telah diperbaharui sesuai dengan instruksi yang diterima
sebelumnya sehingga konsumen dapat merasakan manfaatnya.
Contohnya
lewat penggunaan email seperti Yahoo ataupun Gmail. Data di beberapa server
diintegrasikan secara global tanpa harus mendownload software untuk
menggunakannya. Pengguna hanya memerlukan koneksi internet dan semua data dikelola
langsung oleh Yahoo dan juga Google. Software dan juga memori atas data
pengguna tidak berada di komputer tetapi terintegrasi secara langsung melalui
sistem Cloud menggunakan komputer yang terhubung ke internet.
Berikut
adalah penjelasan singkat tentang Cloud Computing, sistem yang telah mendunia
yang dapat membantu perusahaan atau organisasi dalam efisiensi penyimpanan
data. Beberapa faktor seperti ketersediaan internet yang dibutuhkan sebagai
jalur utama dalam distribusi data, kualitas vendor akan layanan sistem Cloud
maupun masalah keamanan dan privasi seperti serangan peretas/hacker dalam
meretas internet patut menjadi pertimbangan tersendiri sebelum anda beralih ke
sistem Cloud. Selain vendor yang harus meningkatkan kualitas pelayanan mereka,
pengguna juga diharapkan dapat lebih bijak dalam memilih kualitas vendor yang
akan mereka gunakan untuk mengelola data berbasis Cloud Computing.
B. Grid
Computing
Pengertian
dari Grid Computing itu sendiri adalah sebuah sistem komputasi terdistribusi,
yang memungkinkan seluruh sumber daya (resource) dalam jaringan, seperti
pemrosesan, bandwidth jaringan, dan kapasitas media penyimpan, membentuk sebuah
sistem tunggal secara vitual. Seperti halnya pengguna internet yang mengakses
berbagai situs web dan menggunakan berbagai protokol seakan-akan dalam sebuah
sistem yang berdiri sendiri, maka pengguna aplikasi Grid computing seolah-olah
akan menggunakan sebuah virtual komputer dengan kapasitas pemrosesan data yang
sangat besar.
Ide awal
komputasi grid dimulai dengan adanya distributed computing, yaitu mempelajari
penggunaan komputer terkoordinasi yang secara fisik terpisah atau
terdistribusi. Sistem terdistribusi membutuhkan aplikasi yang berbeda dengan
sistem terpusat. Kemudian berkembang lagi menjadi parallel computing yang
merupakan teknik komputasi secara bersamaan dengan memanfaatkan beberapa
komputer secara bersamaan.
Grid
computing menawarkan solusi komputasi yang murah, yaitu dengan memnfaatkan
sumber daya yang tersebar dan heterogen serta pengaksesan yang mudah dari mana
saja. Globus Toolkit adalah sekumpulan perangkat lunak dan pustaka pembuatan
lingkungan komputasi grid yang bersifat open-source. Dengan adanya lingkungan
komputasi grid ini diharapkan mempermudah dan mengoptimalkan eksekusi
program-program yang menggunakan pustaka paralel. Dan Indonesia sudah
menggunakan sistem Grid dan diberi nama InGrid (Inherent Grid). Sistem
komputasi grid mulai beroperasi pada bulam Maret 2007 dan terus dikembangkan
sampai saat ini. InGrid ini menghubungkan beberapa perguruan tinggi negeri dan
swasta yang tersebar di seluruh Indonesia dan beberapa instansi pemerintahan
seperti Badan Meteorologi dan Geofisika.
Beberapa
konsep dasar dari grid computing :
1. Sumber
daya dikelola dan dikendalikan secara lokal.
2. Sumber
daya berbeda dapat mempunyai kebijakan dan mekanisme berbeda, mencakup Sumber
daya komputasi dikelola oleh sistem batch berbeda, Sistem storage berbeda pada
node berbeda, Kebijakan berbeda dipercayakan kepada user yang sama pada sumber
daya berbeda pada Grid.
3. Sifat
alami dinamis: Sumber daya dan pengguna dapat sering berubah.
4. Lingkungan
kolaboratif bagi e-community (komunitas elektronik, di internet) Tiga hal yang
di-,sharing dalam sebuah sistem grid, antara lain : Resource, Network dan
Proses. Kegunaan / layanan dari sistem grid sendiri adalah untuk melakukan high
throughput computing dibidang penelitian, ataupun proses komputasi lain yang
memerlukan banyak resource komputer.
Cara Kerja
Grid Computing
Menurut tulisan singkat oleh Ian Foster ada check-list yang dapat digunakan
untuk mengidentifikasi bahwa suatu sistem melakukan komputasi grid yaitu :
1.
Sistem tersebut melakukan koordinasi terhadap
sumberdaya komputasi yang tidak berada dibawah suatu kendali terpusat.
Seandainya sumber daya yang digunakan berada dalam satu cakupan domain
administratif, maka komputasi tersebut belum dapat dikatakan komputasi grid.
2.
Sistem tersebut menggunakan standard dan protokol yang
bersifat terbuka (tidak terpaut pada suatu implementasi atau produk tertentu).
Komputasi grid disusun dari kesepakatan-kesepakatan terhadap masalah yang
fundamental, dibutuhkan untuk mewujudkan komputasi bersama dalam skala besar.
Kesepakatan dan standar yang dibutuhkan adalah dalam bidang autentikasi,
otorisasi, pencarian sumberdaya, dan akses terhadap sumber daya.
Sistem tersebut berusaha untuk mencapai kualitas
layanan yang canggih, (nontrivial quality of service) yang jauh diatas
kualitas layanan komponen individu dari komputasi grid tersebut.
Elemen-Elemen
dalam Komputasi Grid
Penerapan
teknologi grid computing atau komputasi grid pada kalangan yang membutuhkan,
wajib memiliki elemen-elemen tertentu. Secara garis besar, 3 elemen pokok dari
infrastuktur grid adalah:
1.
hardware/sumber daya;
2.
software; dan
3.
brainware (orang yang memelihara dan
memakai komputasi grid).
Hardware
dalam komputasi grid mencakup perangkat penyimpanan, prosesor, memori,
jaringan, dan software yang di desain untuk mengelola hardware ini, misalnya
database, manajemen penyimpan, manajemen sistem, server aplikasi, dan sistem
operasi. Hardware pada grid komputing di atur secara lokal, dan hardware yang
berbeda memiliki kebijakan dan cara kerja yang berbeda. Hardware dan user grid
komputing sering bersifat dinamis tergantung penerapan grid tersebut.
Software
merupakan suatu perangkat yang menghubungkan semua middleware-nya. Middleware
itu sendiri adalah bagian dari software, yaitu lapisan sofware yang terletak
antara sistem operasi dan aplikasi yang berfungsi sebagai penghubung komunikasi
antar-objek dari sistem yang berbeda. Unsur-unsur dasar suatu middleware adalah
keamanan (security), pengaturan sumber daya (resource management), pengaturan
data (data management), dan layanan informasi (information services). Contoh
beberapa middleware adalah Globus Toolkit, Gridbus, Microsoft’s COM/DCOM,
Unicore, dan masih banyak contoh-contoh middleware lainnya.
Brainware
dalam komputasi grid hanya meliputi pemelihara dan pemakai grid. Dahulu grid
computing cenderung hanya di pakai oleh para ilmuan untuk kepentingan ilmiah.
Pada saat itu memang ekspose terbesar lebih banyak pada proyek-proyek sains,
seperti riset genetika, fisika dan yang paling terkenal adalah proyek SETI (
Search for Extra Terrestrial Intelligence ) atau riset pencari kehidupan di
luar bumi. Hal ini memunculkan persepsi bahwa teknologi komputasi grid ini
sulit di terima di kalangan non-ilmuan, terutama di kalangan bisnis. Namun,
sekarang penerapan komputasi grid telah merambah penggunaanya bukan hanya pada
proyek sains saja. Bahkan baru-baru ini, teknologi grid computing telah di
kenalkan pada dunia enterpreneur dan mendapat banyak respon positif. Orang yang
memelihara dan menggunakan teknologi grid computing ini, berdasarkan penelitian
penggunaannya akan meluas pada:
•
Jaringan penelitian publik bagi para peneliti dan ilmuan;
•
Layanan (service), artinya grid computing tidak lagi hanya bersifat
komputasional;
•
Berbagai institusi keuangan, seperti perbankan;
•
Service Oriented Architecture (SOA), yaitu enkapsulasi sekumpulan aplikasi
sebagai interface tunggal yang dapat di rekonfigurasi.
Kelebihan
dan Kekurangan Grid Computing
Penggunaan
Grid Computing System untuk perusahaan-perusahaan akan banyak memberikan
manfaat, baik manfaat secara langsung maupun tidak langsung. Beberapa manfaat
tersebut antara lain :
1. Grid
computing menjanjikan peningkatan utilitas, dan fleksibilitas yang lebih besar
untuk sumberdaya infrastruktur, aplikasi dan informasi. Dan juga menjanjikan
peningkatan produktivitas kerja perusahaan.
2. Grid
computing bisa memberi penghematan uang, baik dari sisi investasi modal maupun
operating cost–nya. Dan beberapa hambatan yang dialami oleh masyarakat Indonesia
dalam mengaplikasikan teknologi grid computing adalah sebagai berikut :
a. Manajemen
institusi yang terlalu birokratis menyebabkan mereka enggan untuk merelakan
fasilitas yang dimiliki untuk digunakan secara bersama agar mendapatkan manfaat
yan lebih besar bagi masyarakat luas.
b. Masih
sedikitnya Sumber Daya Manusia yang kompeten dalam mengelola grid computing.
Contonhya kurangnya pengetahuan yang mencukupi bagi teknisi IT maupun user non
teknisi mengenai manfaat dari grid computing itu sendiri.
C. Virtualisasi
“Apa itu
Virtualisasi Komputer?” Itu pertanyaan yang pertama muncul di benak
penulis. Pertama, saya buat definisi dari saya sendiri apa itu Virtualisasi
Komputer. Virtualisasi adalah sebuah metodologi yang menyembunyikan
sebuah resource dalam sesuatu yang abstrak. Contoh : Jika kita membuat
beberapa Virtual Komputer di dalam sebuah Server, Sebetulnya keadaannya
seakan-akan kita memiliki beberapa Sistem yang berdiri sendiri. Padahal,
infrastruktur yang digunakan tidaklah sebanyak Virtual Komputer yang aktif.
Definisi
lainnya adalah “sebuah teknik untuk menyembunyikan karakteristik fisik dari
sumber daya komputer dari bagaimana cara sistem lain, aplikasi atau pengguna
berinteraksi dengan sumber daya tersebut. Hal ini termasuk membuat sebuah
sumber daya tunggal (seperti server, sebuah sistem operasi, sebuah aplikasi,
atau peralatan penyimpanan terlihat berfungsi sebagai beberapa sumber daya
logikal; atau dapat juga termasuk definisi untuk membuat beberapa sumber daya
fisik (seperti beberapa peralatan penyimpanan atau server) terlihat sebagai
satu sumber daya logikal.”(Sumber : Wikipedia).
Apa tujuan
dari Virtualisasi Komputer itu sendiri? Efisiensi, baik itu
efisiensi dari segi cost, resource, energy, atau bahkan risk.
Pada saat ini, sedang ramai istilah Go Green atau Green Energy
yang pada intinya bagaimana kita bisa melakukan penggunaan secara efisien,
dengan tidak mengurangi hasil.
Pada Virtualisasi
Komputer, saya akan membagi menjadi 2 (dua) bagian, yaitu Virtualisasi Server,
dan Virtualisasi Desktop, yang pada nyatanya kita dapat melakukan efisiensi
yang cukup pada dua hal tersebut.
Server Virtualization
Pernahkah
Anda memiliki sebuah Server yang hanya digunakan untuk satu service
saja? Dalam beberapa kasus, penulis sering menemukan kantor-kantor dan
instansi-instansi yang melakukan pemborosan Resource server dilihat dari
sisi fungsi dan resource yang dibuang begitu saja.
Dalam hal
ini, kita dapat melakukan efisiensi dari 4 elemen yang saya tulis sebelumnya (Cost,
resource, energy, dan Risk).
Mari kita lihat grafik dibawah ini :
Grafik
diatas merupakan gambaran ketika kita memiliki sebuah server yang Resource-nya
hanya digunakan seperlunya. Padahal, kita masih bisa melakukan efisiensi
disana.
Mari kita
lihat grafik selanjutnya :
Proses
komunikasinya tetap sama sepertihalnya sistem tersebut berdiri sendiri.
Pada
Virtualisasi Komputer, yang terjadi adalah sentralisasi Prosesor, Memory, dan juga Storage.
Contoh dari
teknologi Virtualisasi Komputer diantaranya adalah :
Apa yang terjadi?
Bandingkan,
berapa biaya yang dikeluarkan ketika kita membuat banyak server tanpa
Virtualisasi dan dengan Virtualisasi. Atau bahkan kita dapat melihat tagihan
listrik setiap bulan, karena banyak sekali server yang digunakan, padahal kita
dapat melakukan efisiensi disana.
Resource
yang dibutuhkanpun akan semakin kecil. Waktu dan tenaga pun akan semakin kita
perkecil kemungkinan untuk melakukan hal yang seharusnya bisa kita perkecil
kemungkinannya.
Selanjutny,
Resiko. Data Backup, System Backup dan System Restore akan
semakin mudah dengan virtualisasi. Kemungkinan damage karena
ketidakefisienan hardwarepun bisa diperkecil.
Sumber:
0 komentar:
Posting Komentar