Seorang lelaki bertanya kepada Albarra’ bin Azib ra : “Apakah
wajah Rasul saw seperti pedang ?” (bukankah beliau banyak berperang, apakah
wajahnya bengis bak penguasa kejam?), maka menjawablah Albarra’ bin Azib ra :
“Tidak.. tapi bahkan wajah beliau bagai Bulan Purnama..”, (kiasan tentang
betapa lembutnya wajah beliau yang dipenuhi kasih sayang) (Shahih Bukhari hadits
no.3359, hadits serupa Shahih Ibn Hibban hadits no.6287).
Diriwayatkan oleh Jabir bin samurah ra : “wajah beliau saw bagaikan Matahari
dan Bulan” (Shahih Muslim hadits no.2344, hadits serupa pada Shahih Ibn Hibban
hadits no.6297), demikian pula riwayat Sayyidina Ali.kw, yang mengatakan :
“Seakan akan Matahari dan Bulan beredar di wajah beliau saw”. (Syamail Imam
Tirmidzi), demikian pula diriwayatkan oleh Umar bin khattab ra bahwa “Rasul saw
adalah manusia yang bibirnya paling indah”.
Al Imam Alhafidh Syeikh Abdurrahman Addeba’I mengumpulkan ciri
ciri sang Nabi saw : “Beliau saw itu selalu dipayungi oleh awan dan diikuti
oleh kabut tipis, hidung beliau saw lurus dan indah, Bibirnya bagaikan huruf
Miim (kiasan bahwa bibir beliau tak terlalu lebar tak pula sempit dan sangat
indah), Kedua alisnya bagaikan huruf Nuun, (kiasan bahwa alis beliau itu tebal
dan sangat hitam dan bersambung antara kiri dan kanannya)”.
Dari Abi Jahiifah ra : “Para sahabat berebutan mengambil telapak
tangan beliau dan mengusapkannya di wajah mereka, ketika kutaruh telapak tangan
beliau saw diwajahku ternyata telapak tangan beliau saw lebih sejuk dari es dan
lebih wangi dari misik” (Shahih Bukhari hadits no.3360).
Berkata Anas ra : “Tak kutemukan sutra atau kain apapun yang
lebih lembut dari telapak tangan Rasulullah saw, dan tak kutemukan wewangian
yang lebih wangi dari keringat dan tubuh Rasul saw” (Shahih Bukhari hadits
no.3368). “Kami tak melihat suatu pemandangan yg lebih menakjubkan bagi kami
selain Wajah Nabi saw”. (Shahih Bukhari hadits no.649 dan Muslim hadits no.419)
“Ketika perang Uhud wajah Rasul saw terluka dan mengalirkan darah segar, maka
putrinya yaitu Sayyidah Fathimah ra mengusap darah tersebut dan Sayyidina Ali .ra memegangi beliau saw, namun ketika terlihat darah itu terus mengalir, maka
diambillah tikar dan dibakar, maka debunya ditaburkan diluka itu, maka darahpun
terhenti”. (Shahih Bukhari hadits no.2753)
Dari anas bin malik ra : “Dan saat itu dirumah hanya aku, ibuku dan bibiku,
lalu selepas shalat beliau berdoa untuk kami dengan kebaikan Dunia dan Akhirat,
lalu Ibuku berkata : “doakan pelayanmu ini wahai Rasulullah..” (maksudnya Anas
ra), maka Rasul saw mendoakanku dan akhir doanya adalah : “Wahai Allah
Perbanyak Hartanya dan keturunannya dan berkahilah” (Shahih Muslim hadits
no.660).
“Dan beliau saw itu adalah manusia yg terindah wajahnya, dan
terindah akhlaknya” (Shahih Bukhari hadits no.3356) . “Dan beliau saw itu adalah
manusia yg termulia dan manusia yg paling dermawan, dan manusia yang paling
berani” saw (Shahih Bukhari hadits no.5686).
Dari Abu Hurairah ra : “Wahai Rasulullah.., bila kami memandang
wajahmu maka terangkatlah hati kami dalam puncak kekhusyu’an, bila kami
berpisah maka kami teringat keduniawan, dan mencium istri kami dan bercanda
dengan anak anak kami” (Musnad Ahmad Juz 2 hal.304, hadits no.8030 dan Tafsir
Ibn katsir Juz 1 hal.407 dan Juz 4 hal.50).
siang dan malam seluruh Ummat ini ruku dan sujud, bermilyar
wajah menyungkur sujud kehadirat Nya hingga akhir zaman, mereka mensucikan Nama
Nya yang Maha Tunggal, merekalah yang selalu dalam naungan Rahmat dan keridhoan
Nya, Sebagaimana sabda beliau saw : “Dijadikan kesenanganku adalah shalat”.
Shalat merupakan Ibadah yang paling dicintai oleh beliau saw, dan “Shalat
adalah Cahaya”, demikian sabda beliau saw pula mengenalkan Indahnya shalat,
suatu ibadah yang diawali dengan Takbiratul Ihram yang membuka gerbang
penghadapan dengan Rabbul ‘alamin, lalu lantunan kalimat-kalimat surat
Alfatihah yang bila dibaca dengan khusyu maka setiap kalimat itu dijawab oleh
Raja Alam Semesta, lalu lantunan kalimatullah itu menerangi seluruh alam
sanubarinya, meruntuhkan dosa-dosanya, lalu ia ruku’, bertasbih kepada Nya, bertakbir,
bertahmid, lalu bersujud dibawah Naungan Kelembutan dan Kasih Sayang Nya,
alangkah indahnya ibadah yang satu ini, suatu ibadah yang terangkai dari hampir
seluruh bentuk Ibadah, Wudhu, Niat Mulia, Doa, Alqur’an, Takbir, Tasbih,
Tahmid, Tahlil, Istighfar, Ruku’, Sujud, khusyu, Tuma’ninah….., itulah
shalat.., Ibadah yang paling sempurna.
Demikianlah ummat ini melakukannya siang dan malam untuk sumpah
baktinya kepada Allah Pencipta Alam Semesta, Namun dalam Ibadah yang Multi
Sempurna ini…, tak luput…., tak luput…, tak luput…., tak seorangpun melakukan
shalat terkecuali diwajibkan Nya bersalam pada Muhammad saw… dan diwajibkan Nya bershalawat pada Muhammad saw…
“Salam Sejahtera atasmu wahai Nabi dan Rahmat Allah dan
keberkahan Nya….”, kalimat ini merupakan kalimat yang diwajibkan Allah yang
harus ada dalam Ibadah termulia ini.. Masih kah kita mengingkari kemuliaan Sang
Nabi saw?,
Diriwayatkan bahwa Abu Sa’id bin Ma’la ra sedang shalat dan ia
mendengar panggilan Rasul saw memanggilnya, maka Abu Sa’id meneruskan shalatnya
lalu mendatangi Rasul saw dan berkata : Aku tadi sedang shalat Wahai
Rasulullah.., maka Rasul saw bersabda : “Apa yang menghalangimu dari mendatangi
panggilanku?, bukankah Allah telah berfirman “WAHAI ORANG-ORANG YANG BERIMAN
DATANGILAH PANGGILAN ALLAH DAN RASUL NYA BILA IA MEMANGGIL KALIAN”.(Al Anfal
24). (Shahih Bukhari hadits no.4204, 4370, 4426, 4720). Dan bahwa mendatangi
panggilan Rasul saw ketika sedang shalat tak membatalkan shalat, dan mendatangi
panggilan beliau lebih mesti didahulukan dari meneruskan shalat, karena
panggilan beliau adalah Panggilan Allah swt, perintah beliau saw adalah
perintah Allah swt, dan ucapan beliau saw adalah wahyu Allah swt…
Masih kah kita mengingkari kemuliaan Sang Nabi saw?,
Diriwayatkan pula disaat perang Hunain selesai, Rasul saw memberi pada Sofwan
100 ekor unta, lalu 100 ekor lagi dan 100 ekor lagi, berkata Sofwan : “Sungguh
Ia (Rasul saw) adalah orang yang paling kubenci, namun ia tak henti hentinya
memberiku sampai ia menjadi orang yang paling kucintai” (Shahih Muslim hadits
no.2313). Alangkah penyantunnya Nabi kita ini, bukanlah kecintaan Sofwan karena
pmberian harta, namun kebenciannya luntur menghadapi manusia mulia yang
memberinya dan saat ia tak berterimakasih justru ia ditambah lagi.. dan lagi…,
tidak pernah kita temukan seorang dermawan dimuka Bumi yang setelah ia memberi
dan yang diberi tak berterimakasih malah ia menambahnya lagi dan lagi, dan
sesekali bukanlah barang yang murah, karena harga seekor Unta hampir menyamai
40 ekor kambing, dan beliau memberikannya 100 ekor onta, dan Sofwan tak
berterimakasih dan tetap membencinya, beliau menambahnya lagi 100 ekor unta,
lalu menambah lagi 100 ekor unta, lunturlah Sofwan.. ia lebur.. tak ada lagi
yang lebih dicintainya selain Muhammad saw..
Jadilah beliau saw ini idola para sahabat, dan dalam riwayat
lain, Salim bin Abdullah ra melakukan shalat sunnah di pinggir sebuah jalan,
maka ketika ditanya ia berkata bahwa ayahku shalat sunnah ditempat ini, dan
berkata ayahku bahwa Rasulullah saw shalat di tempat ini, dan dikatakan bahwa
Ibn Umar ra pun melakukannya. (Shahih Bukhari hadits no.469). Demikianlah
keadaan para sahabat Rasul saw, bagi mereka tempat-tempat yang pernah disentuh
oleh Tubuh Muhammad saw tetap mulia walau telah diinjak ribuan kaki, mereka
mencari keberkahan dengan shalat pula ditempat itu, demikian pengagungan mereka
terhadap sang Nabi saw, Dalam riwayat lainnnya dikatakan kepada Abu Muslim,
wahai Abu Muslim, kulihat engkau selalu memaksakan shalat ditempat itu?, maka
Abu Muslim ra berkata : Kulihat Rasul saw shalat ditempat ini” (Shahih Bukhari
hadits no.480). Alangkah besar penghormatan para sahabat pada tempat tempat yg
disentuh Tubuh Rasulullah saw, Bahkan gunung Uhud mencintai beliau saw dan
dicintai oleh beliau saw sebagaimana sabdanya saw : “Gunung Uhud ini mencintai
kita dan kita mencintainya” (Shahih Bukhari hadits no.3854).
Betapa Indahnya Alam semesta ini semua beridolakan Muhammaa saw,
mencintai Muhammad saw, Memuliakan Muhammad saw, tak lain karena Allah telah
mengumumkannya, sebagaimana Sabda beliau saw : “Bila Allah mencintai seorang
Hamba maka Allah berkata kepada Jibril as : WAHAI JIBRIL, AKU MENCINTAI FULAN
MAKA CINTAILAH IA”, maka berkatalah Jibril as menyeru kepada Alam Semesta :
“Wahai Penduduk Langit, Sungguh Allah telah mencintai Fulan, maka cintailah ia,
maka diberikanlah padanya Kasih sayang dimuka Bumi, maka ia dicintai dibelahan
Bumi” (Shahih Bukhari hadits no.3037, 5693, 7047). Dan kita memahami bahwa
Pengumuman itu terus berkumandang mengumumkan orang-orang yang dicintai Allah,
dan tentunya pengumuman itu bergema terluhur dan terdahsyat saat mengumumkan
Nama Muhammad saw….!, Maka Beliau saw dicintai Gunung, dicintai batang korma,
hewan, manusia, jin, malaikat, dan orang-orang mukmin.. Beruntunglah Jiwa orang
orang yg mencintai Muhammad saw.
“SUNGGUH ALLAH DAN PARA MALAIKAT MELIMPAH
KAN SHALAWAT ATAS NABI (saw) WAHAI ORANG-ORANG YANG BERIMAN, BERSHALAWATLAH
KALIAN KEPADANYA DAN BERSALAM LAH DENGAN SEMULIA MULIA SALAM” (QS Al Ahzab-56)
Adapun dapat diambil kesimpulan dari hadits - hadits diatas bahwa betapa indahnya Allah menciptakan makhluk yang indah rupanya dan indah hatinya seperti beliau Rasulullah SAW. Diluar dari konteks keindahan Rasulullah SAW, Allah memang menyukai keindahan akan tetapi keadaan sekarang kalimat tersebut diaplikasikan seperti contoh memperindah masjid dengan ornamen-ornamen dan lain sebagainya sedangkan jamaahnya shalatnya sedikit. akan tetapi menurut saya peribadi kalimat bahwa Allah memang menyukai keindahan adalah Allah lebih menyukai manusia menjaga apa yang sudah Allah ciptakan karena apa yang Allah ciptakan itu sudah indah. Intinya adalah menjaga sesuatu yang Allah ciptakan yang sudah indah itu INDAH. Menurut Saya arti keindahan seperti itu.
Sumber :